Memelihara Kekuatiran
Worrying get you nowhere. Don’t listen, just
go !
Ariy – Travel writer
Seorang teman lama saya interview. Lucu juga
rasanya karena dulu kami sama-sama jurnalis yang kerap hunting bareng di lapangan. Sekitar lima
tahun lalu ia meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan media massa yang notabene
merupakan media cetak lokal terpopuler dan terlaris. Kala itu ia sudah menjabat
sebagai redaktur. Aro, begitu teman-teman wartawan seangkatan memanggilnya
dengan sebutan inisial pada berita-berita yang ditulisnya, memilih mengikuti
hatinya yang membawa dia menapaki sejumlah negara di Asia .
Melepaskan pekerjaan kantoran dan menjajal
sebuah hal yang belum pasti, jelas butuh nyali super. Berbagai tips dan panduan
yang bisa dengan mudah kita temukan di laman internet sudah lebih dari cukup
untuk memberikan banyak pertimbangan dan prasyarat. Tapi semakin banyak membaca
dan mempelajarinya, semakin was-was kita dibuatnya. Bukannya semakin mantap
untuk resign justru sebaliknya. Sama dengan orang yang akan memulai traveling.
Dalam jawaban interview yang ditulisnya via surel, Aro mengatakan bahwa riset
memang harus dilakukan, tapi tanpa niat dan nyali, hasilnya ya nihil. That’s it. NYALI.
Rasanya, hidup dan traveling itu nggak jauh
beda. Keduanya sama-sama harus dijalani dengan nyali. Bedanya mungkin dalam
traveling, elemen utama perjalanannya adalah jarak dan waktu. Sedangkan kalau
hidup, lebih banyak unsur waktunya yang menentukan perjalanan seseorang.
Buat kacamata saya, perjalanan Aro dan
buku-buku karyanya sudah membuktikan bahwa tidak ada yang perlu dikuatirkan
jika kita melakukannya dengan sepenuh hati. Rencanakan, riset lalu tutup mata
dan tutup telinga, eksekusi! Kalau ada problem, nikmati saja, karena itu adalah
instrumen yang memang disiapkan Tuhan buat melatih hamba yang disayanginya.
Karena selain menyiapkan “materi latihan”, Tuhan juga sudah menyiapkan hadiah
buat orang yang lulus latihan. Hadiah dari pacar saja bikin bahagia setengah
mati, apalagi kalo hadiah dari Beliau.
Oya, ternyata, pandangan
ini juga dianut dalam dunia bisnis. Saya menemukannya dalam sebuah perbincangan
mengenai startup. Willis Wee dari Tech in Asia ID ngomong
begini : “ Anda
tidak harus menguasai segala hal sebelum memulai. Lakukan saja! “
So, apa harus nunggu Tuhan sendiri yang
menyampaikan?

Komentar
Posting Komentar