SAATNYA LISTRIK MENGGUGAT

foto :  stevelundeberg.mvourtown


Kalau saya jadi listrik, sudah sejak dulu saya menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi pernyataan-pernyataan yang menyudutkan saya di depan publik lalu mengajukan gugatan ke pengadilan dengan tuduhan pencemaran nama baik. Kalau di pengadilan nanti saya kalah dan harus membayar denda, saya akan galang dukungan lewat facebook dan twitter…nama akunnya ”satu trilyun koin buat listrik”…keren kan?

Bagaimana tidak? Setiap ada kebakaran, sayalah yang dituding jadi penyebabnya. Tanpa penyelidikan pun, pihak berwenang (entah berwenang ngapain ?) pasti menduga sayalah yang menjadi biang keladinya. “Dugaan kami sementara adalah karena hubungan pendek arus listrik,” begitu dialog yang selalu muncul. Saya curiga dialog itu sudah menjadi hapalan. Nggak cuma dihapalkan oleh pihak berwenang tadi, tapi juga wartawan yang meliput.Tanpa bertanya pun kawan-kawan pewarta ini sebenarnya sudah bisa menulis sendiri jawabannya. Wong sudah hapal kok.Tapi berhubung tugas jurnalistik mengharuskan check and re-check sebuah informasi sebelum disampaikan kepada publik, ya harus mendengarkan dialog hapalan tadi. Sehingga jadinya hapalan tadi semakin mereka hapalkan.

Sungguh sebuah hal yang aneh bagi saya sebagai seorang, eh sebuah..atau segelombang ya? Pokoknya saya selaku listrik deh. Diusut sedalam apapun, dijamin Anda tidak akan menemukan secuil motif pun dari saya untuk membakar sesuatu. Apa untungnya buat saya ? Saya sebagaimana mahkluk ciptaan Tuhan lainnya seperti api, angin, air, gunung atau pohon, diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Bukannya untuk membuat manusia kehilangan tempat tinggal atau menciptakan kesengsaraan buat mahkluk hidup. Oleh kebanyakan manusia, saya dimanfaatkan sebagai salah satu sumber tenaga buat membantu aktivitas kehidupan mereka sehari-hari. Ya, membantu. Artinya mereka membutuhkan saya dalam hidup mereka. Buktinya sehari atau sejam saja mereka nggak ketemu saya, pasti sudah bingung dan kelimpungan.

Yang harus diketahui oleh semua orang adalah bahwa saya ini sangat penurut. Disuruh ke manapun nggak akan pernah saya tolak asal saya mampu melakukannya. Nah, karena saya ini penurut makanya saya nggak akan terima kalau selalu disalahkan. Ya iya lah! Saya cuma menjalankan tugas. Perkara tugas itu berakibat apa, ya silakan tanya ke yang memberi tugas. Lha emang saya nggak dikaruniai kewenangan buat membantah kok ! Lain perkara kalau saya punya kekuatan untuk menolak tugas. Pasti dong saya pilih-pilih mana yang menguntungkan buat saya dan partai saya, hehehehee…..

Nah, perkara kebakaran, saya jadi makin tambah bingung. Yang selama ini punya kemampuan membakar itu kan api bukan listrik, kok saya diikut-ikutkan. Masalah si api ikut-ikutan nimbrung ketika saya sedang ditugaskan ya itu masalahnya si api. Saya juga nggak punya kewenangan buat menolak siapapun yang nimbrung lho. Kalau bisa mengatur siapa yang boleh ikut siapa yang tidak, jelas saya bakal memilih dong. Asal bayarannya cocok ya silakan nimbrung. Resiko tanggung sendiri.

Daripada semakin membingungkan mending langsung saja saya sampaikan klarifikasi sebagai berikut :
“ Saya menyatakan tidak tahu menahu atas segala kebakaran yang terjadi di Indonesia. Keberadaan saya di lokasi sebelum terjadi kebakaran adalah sekedar menjalankan tugas yang diberikan oleh manusia. Mereka meminta saya untuk ngecas hape, menghidupkan lampu, televisi, radio, DVD payer, kipas angin, solder, pompa air, setrika, mesin cuci dan alat-alat elektronik nggak penting lainnya. Dan saya sudah melakukannya dengan baik sesuai permintaan mereka meskipun mereka tidak memahami betul kebutuhan saya agar bisa menjalankan tugas dengan baik. 

Hal-hal yang terjadi di luar tugas tersebut tak lain adalah tanggung jawab manusia yang menugaskan saya. Karena merekalah yang mengatur tugas dan gerakan saya. Oleh karenanya saya minta masyarakat memahami hal ini secara jernih. Tempatkan semua sesuai porsinya. Sudah cukup kesabaran saya menjadi kambing hitam ulah manusia-manusia bodoh yang bisanya memerintah saya tanpa memberikan fasilitas penunjang yang memadai. Saya minta siapapun dalang utamanya harus diusut tuntas dan diberi hukuman setimpal. Jangan cuma berani mengkambing hitamkan saya untuk melepaskan diri dari tanggung jawab."

"Jika klarifikasi ini tidak segera direspon, saya akan mengadu kepada Pencipta saya, yang juga Pencipta manusia, untuk tidak menugaskan saya membantu manusia lagi. Semoga langkah saya ini juga segera diikuti oleh tabung gas dan kompor serta gas yang bernasib sama seperti saya. ”

Komentar

Postingan Populer