KECEPATAN VERSUS KLAKSON


inthedriversseatwithozzie.com
Mau tahu akselerasi kendaraan yang diklaim tercepat di dunia saat ini ?
Detik.com melansir mobil Bugatti Veyron Super Sport yang mampu bergerak dari berhenti menuju kecepatan 100 km/jam dalam 2,4 detik. Mobil dengan sasis almunium ini dilengkapi dengan mesin kapasitas 8.000 cc W16 mampu menghasilkan tenaga 1.200 hp. Dengan itu mobil eksotis tersebut mampu berlari hingga batas kecepatan 429 km/jam.

Di jajaran kendaraan roda dua, okezone melansir Gulf Top Fuel Drag Bike atau Gulf Dragster yang mampu berakselerasi dari 0 sampai 100 km/jam hanya dalam 0,7 detik dan meraih kecepatan maksimal 400 km/jam hanya dalam enam detik.
 
Sepeda motor super ini tidak menggunakan bensin biasa, tapi menggunakan pencampuran 85 persen nitromethane dan 15 persen methanol. Bahan bakar dikirimkan melalui sistem injeksi dengan konsumsi bahan bakar sangat boros yakni 57 liter per mil. Produksi dayanya 1500 tenaga kuda diledakkan dari mesin 1.585cc. Mesin ini masih dipadukan dengan HPS 2.1 RC supercharger yang mampu mendongkrak tenaga. Sayangnya, akselerasi dan kecepatan maksimal tersebut membuat performa dan komponen mesin benar-benar berkerja berat. Perbandingannya, satu busi hanya bisa dipakai dalam jarak 402 meter!
 
Nah, setelah tahu angka-angka fantastis tersebut, kita bergeser ke dunia nyata. Sepeda motor Yamaha Vega yang dimodif dengan per kopling Satria Fu menurut otomotif.web.id berhasil mencatatkan waktu 2,9 detik untuk dipacu dari berhenti (0 km/jam) sampai mencapai 40 km/jam. Lebih cepat 0,8 detik dari akselerasi standarnya.
 
Sebenarnya yang ingin saya ungkapkan selanjutnya tidak begitu berhubungan dengan akselerasi. Tapi jarak tempuh versus waktu yang dibutuhkan. Sebuah sepeda motor yang berhenti lalu mulai berjalan akan menggunakan kecepatan yang bertahap. Mulai dari 0-5-10-15 sampai 20 km/jam baru oper ke gigi dua. Misalnya kita ambil kecepatan 10 km/jam sebagai representasi tahapan dari 0-20 km/jam. Maka dalam satu detik, ujung sepeda motor dengan kecepatan itu akan mencapai jarak sekitar 7-8 meter dari posisi awal di mana sepeda motor tersebut berhenti. Dengan panjang bodi rata-rata sekitar 1,9 meter, maka bagian slebor belakang baru mencapai jarak 5-6 meter dari posisi awalnya.
 
Dalam sebuah barisan kendaraan, kalau sepeda motor terdepan diasumsikan meluncur dengan kecepatan tersebut, motor di urutan kedua pastilah meluncur dengan kecepatan awal lebih rendah atau sama plus dengan jeda waktu sepersekian detik dari motor pertama. Kalau rekomendasi jarak aman antar kendaraan adalah 4 meter, berarti jeda waktunya hampir mencapai 1 detik. Itu juga berarti motor di urutan ketiga harus menunggu jeda selama sekitar 2 detik sejak motor pertama berjalan. Begitu cara gampangnya. Dan begitu seterusnya. Saya yakin ada rumus baku yang bisa digunakan untuk menghitung lebih akurat, tapi nggak perlulah. Bikin mumet orang-orang bodoh seperti saya ini. Apalagi mereka yang lebih parah dari saya.
 
americanmethod.com


Jeda waktu adalah sebuah hal pasti yang tak bisa dihindari. Jadi sangat mengherankan kalau ada orang yang nggak mau menerima hal yang jelas-jelas tak bisa dihindari ini. Dan, siapakah mereka itu ? Mereka adalah saudara-saudara kita yang selalu langsung membunyikan klakson begitu melihat lampu traffic light (TL) berubah warna dari merah ke hijau atau saat hitungan countdown lampu TL tengah mendekati angka 3 atau 2. Maksudnya apa sungguh tak jelas, konyol sekali. Tergesa-gesa seperti apapun, klakson tak akan membantu. Justru cuma membuat si penglakson mendapat umpatan atau gerundelan dongkol para pengguna jalan di sekelilingnya. Syukur-syukur nggak didoakan ketabrak. Padahal doanya orang yang teraniaya itu sudah dijanjikan mendapat prioritas utama. Apa kalau diklakson, jeda waktu bisa dihilangkan dalam sekejap. Kalau minta tolong Bandung Bondowoso mungkin baru bisa. Huh !
 
 
 
 

Komentar

Postingan Populer